Kristal FC dibentuk oleh David “Davo” Fulbertus pada September 2005. Awal mulanya, Davo yang baru menyelesaikan study di negeri kangguru Australia dipercayakan oleh orang tua-nya Krissantus Fulbertus dan Sriastuty Hartanto untuk mengelola Hotel Kristal, Kupang sebagai Direksi. Sepak Bola adalah salah satu dari hobi Davo, yang sempat bermain di U-16 klub Marrara Dragon Darwin. Hobi Davo tenyata tidak sirna begitu saja ketika menginjak tanah kelahirannya kota Kupang. Disamping kesibukannya Davo menyempatkan diri bermain sepak bola pantai secara ruitn bersama adiknya Alexander Fulbertus dan beberapa temannya Timothy, Ronald Lake, Andry P, Andreas, Roland dan beberapa teman SMP-nya.
Pada July 2005, Hotel Kristal mengadakan renovasi kamar. Kepala Tukang bernama Dull, dipercaya untuk memborong seluruh pekerjaan renovasi. Pada sore harinya selesai jam kerja, sebelum pulang Davo menyempatkan untuk mengecek pekerjaan renovasi kamar-kamar bersama Dull. Setelah selesai mengecek kamar, Davo mengajak Dull untuk sekedar berbincand di dekat kolam renang Kristal. Ketika melewati taman tanpa sengaja ada sebuah bola plastik dan saat itu juga Davo mengajak Dull untuk bermain bola dengan taruhan Rp. 1000,00 per gol. Dengan baju kantornya, sore itu Davo bersepak bola ria dengan Dull selama 15 menit dan disaksikan oleh beberapa karyawan dan tukang di Hotel Kristal. Keesokan harinya, Davo mendata beberapa karyawan yang mempunyai hobi sepak bola untuk sekedar bersenang-senang bersepak bola di pantai dan di stadion merdeka.
Hari minggu berikutnya Davo mengajak karyawan-karyawan untuk bersepak bola di lapangan Bakunase, tetapi banyak yang berhalangan. Saat itu hadir Michlen PS, John Dami dan Meki dan dengan dua temannya Timothy serta Ronald Lake. Davo sendiri yang menyupiri Bus Kristal ke lapangan Bakunase. Walaupun kekurangan pemain toh, Davo dkk tetap bersemangat dan mengajak beberapa warga lokal untuk ikut bermain. Setelah hari itu, Davo mulai rutin mengadakan sepak bola pantai setiap hari minggu pagi bersama beberapa karyawan dan temannya di pantai Lasiana.
Setelah kurang lebih 4 bulan bersepak bola pantai, Davo mulai memikirkan untuk membentuk tim sepak bola karyawan. Diadakanlah pertandingan sepak bola pantai antar departemen Hotel untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus. Dari sepakbola pantai banyak karyawan yang antusias bermain bola maka, Davo mencoba mencari wadah untuk menyalurkan hobi dirinya dan karyawan hotel tersebut.
John Dami dipilih sebagai kepala organisasi oleh raga di Hotel Kristal, dan bertugas untuk mencarikan lapangan sepakbola. Akhirnya Stadion Merdeka-pun disewa sebagai tempat latihan dan bertanding karyawan Hotel Kristal dengan jadwal pemakaian Senin, Rabu dan Jumat. Pada awalnya banyak karyawan yang berhalangan terbentur waktu kerja saat itu hanya beberapa karyawan yang hadir rutin seperti John Dami, Michlen PS, Panzer, Marko, Andri, Deden, Aka, Lexi, Maglon, Ady Nite, Jopar dan beberapa teman Davo yaitu Indra, Amir, Imin, Ronald, Andry, Ale dan Roland. Setelah beberapa kali bertanding dan beruji coba melawan warga lokal selalu kalah, Davo merasa ada yang kurang. Para pemain dilihat mempunyai skil individu yang diatas rata-rata tetapi bermain seperti tanpa pola dan kekompakan, tetapi Davo tetap berkomitmen untuk membangun sebuah tim yang tangguh. Saat itu Davo bertekad untuk berlaga di kompetisi dan kebetulan setelah di Infokan oleh beberapa karyawan, Tim gado-gado Kristal pun resmi terdaftar di kompetisi Bolok Cup. Walaupun harus tersingkir di babak penyisihan, Davo tak berkecil hati, Ia tetap mencari turnamen untuk terus berlaga.
Setelah Bolok Cup, Davo membawa tim Kristal untuk Fatubesi Cup, sekali lagi langkah tim Kristal harus terhenti di perempat final. Walaupun ada peningkatan permainan di tim tapi Davo merasa permainan tim tanpa arah, bagaikan Kapal tanpa Nahkoda. Setelah berdiskusi dengan beberapa karyawan dan para pemain, Davo memutuskan untuk mencari pelatih untuk melatih tim Kristal.
John Dami pun diutus untuk bernegoisasi dengan Antonius Kia, pemilik dan pelatih klub SSB Tunas Muda Kupang dan Pius Pake, mantap pelatih PSK Kupang. Tetapi setelah bernegoisasi panjang, tawaran melatih ditolak oleh kedua pelatih tersebut. Kristal pun tetap berlatih tanpa pelatih. Pada Akhir tahun 2006, sehabis latihan karyawan dan pemain Kristal Dikky Lapitonung ketika berjalan pulang berpapasan dengan Jhoni Lumba. Saat itu Jhoni Lumba yang akrab dengan kakaknya Dikky yang keduanya adalah pemain ternama di kota Kupang, menyapa Dikky dan berbincang-bincang. Setelah mengetahui Kristal mencari pelatih, Jhoni Lumba menawarkan dirinya untuk melatih tim Kristal. Keesokan harinya Dikky menyampaikan tawaran Jhoni Lumba tersebut dan disambut baik oleh Davo.
Jhoni Lumba yang sebelumnya adalah pelatih Tunas Muda dan Dosen Olah Raga UKAW Kupang, kemudian diajak bertemu untuk bernegoisasi. Setelah pertemuan Jhoni Lumba mengiyakan untuk melatih tim Kristal yang saat itu masih tanpa arah dengan alasan tekad dan semangat Direksi Hotel Kristal. Pada saat itu Jhoni Lumba yang masih terikat kontrak dengan SSB Tunas Muda membagi waktu untuk melatih tim Kristal. Dirasa organisasi dan manajemen yang baik dari tim Kristal, setelah mengantarkan SSB Tuna Muda juara Dji Sam Soe – Pos Kupang Cup 2006, Jhoni mengundurkan diri dari Tunas Muda dan mulai melatih penuh tim Kristal.
Sementara itu Davo dan Michlen berdiskusi untuk membuat logo dan nama tim. Setelah perdiskusian yang panjang, diputuskan nama tim dirubah menjadi Kristal Football Club yang disingkat Kristal FC dan logo-pun disadur dari logo Kristal pantai dengan latar matahari senja, perahu, laut dan pohon kelapa disertai tiga bintang yang berbentuk bola.
Dengan pelatih dan latihan rutin empat kali seminggu, perkembangan tim Kristal FC pun mulai nampak. Setelah memenangi beberapa uji coba melawan klub lokal, Kristal FC pun turun dalam kompetisi lapangan mini Seven Home Cup. Kristal FC langsung keluar sebagai juara 3 pada turnamen tersebut. Simpati yang luar biasa didapatkan Kristal FC dari penonton Seven Home yang baru pertama kali turun dengan beberapa pemain keturunan (Tionghoa). Syukuran pun digelar secara besar-besaran. Tetapi tak hanya sampai disitu saja tekad Davo setelah mengajak adiknya Alexander untuk bergabung sebagai pemilik tim, Kristal FC pun bertekad untuk meraih gelar yang lebih prestisius.
Para pemain yang mengikuti Seven Home Cup 2007
Pada turnamen di Asrama Tentara Koenino Kristal FC mengundurkan diri pada babak 16 perdelapan final karena dirugikan wasit. Selanjutnya Kristal FC mengikuti kompetisi lapangan mini di Kampung Alor, Oebobo tapi perjuangan tim Kristal FC harus kandas ditengah jalan, tetapi itu tidak menyurutkan tekad Davo dan Alex untuk terus membangun tim Kristal FC.
Pada awal tahun 2007, setelah pulang berlibur dari Surabaya, tercetus ide untuk membangun lapangan futsal pada taman yang tidak terpakai dekat area kolam renang. Setelah ijin dari kedua orang tua, lapangan tersebut di bangun. Jhoni Lumba yang merupakan pelatih futsal bersertifikat, diminta Davo untuk memperkenalkan permainan futsal yang dimana tidak memerlukan banyak pemain. Jhoni Lumba pun mulai melatih tim Kristal FC untuk bermain futsal. Karena dirasa futsal mudah dan menyenangkan, Davo pun mengadakan kompetisi futsal antar departemen. Setelah kompetisi tersebut, Davo juga mengundang Pak Danang Pamungkas (Pimpinan HM Sampoerna Cab Kupang) serta karyawan untuk bereksebisi. Setelah beberapa kali beruji coba, Pak Danang mengajak beberapa temannya untuk bersama bermain futsal di lapangan futsal Kristal. Pieter Fomeni(Event Organizer) dan Sipri Seko(Wartawan Pos Kupang) pun diperkenalkan kepada Davo oleh Pak Danang, dari situ terjadi perbincangan dan ide-ide tentang kompetisi futsal maka digelarlah turnamen Dji Sam Soe Filter Futsal di lapangan futsal Kristal. Kristal FC menurunkan 2 tim yaitu Kristal Sapphire dan Kristal Emerald. Dengan latihan yang rutin dan komposisi pemain yang komplit, Kristal Sapphire berhasil menjuarai turnamen tersebut. Banyak yang tidak menyangka, Davo yang selalu mencetak gol pembuka dalam setiap pertandingan di turnamen tersebut adalah direksi Hotel Kristal.
Kristal Sapphire dan Emerald pun mengikuti turnamen Futsal di GOR Oepoi, Kristal Emerald meraih juara IV dan Sapphire harus tertahan di 16 besar. Kristal FC pun sekali lagi berprestasi dengan keluar sebagai juara II turnamen Sitarda Cup 2007. Prestasi Kristal FC terus berkembang pesat dengan kelihaian dan penguasaan materi sepak bola oleh pelatih Jhoni Lumba yang juga adalah Magister Olah Raga dan disertai dukungan dari Davo dan Alex sebagai pemilik Kristal FC yang dikenal rendah diri dan selalu bergaul dengan pemain tanpa mengenal ras, agama atau budaya, ini menguatkan akar kekeluargaan dalam tim Kristal FC. Duet kedua pemilik yang ingin agar lebih banyak warga Tionghoa untuk menggeluti Sepak Bola pun pelan-pelan tercapai. Gelar Seven Home Cup 2007 pun diraih dengan beberapa pemain Tionghoa seperti Davo, Roland Yapiter dan Ryan Antonius dan Andry Pelandou. Tidak hanya disitu saja Davo pun tercatat sebagai warga Tionghoa pertama yang ikut dalam turnamen terbesar NTT yaitu Dji Sam Soe – Pos Kupang Cup 2007 dan berhasil keluar sebagai juara III. Di turnamen futsal lainnya pemain keturunan pun mulai banyak bermunculan dari sekolah-sekolah swasta. Davo dan Alex pun ingin agar kedepannya ada pemain keturunan yang dapat mewakili Indonesia di Piala Dunia suatu saat nanti.
Setelah keluar sebagai juara III di Dji Sam Soe – Pos Kupang Cup 2007, Davo pun merekrut beberapa pemain untuk menjadi karyawan Hotel Kristal. Perjalanan Kristal FC pun tak hanya sampai disitu, pada awal tahun 2008, walaupun pelatih Jhoni Lumba harus berangkat ke Surabaya untuk melanjutkan program Doktor Ilmu Keolahragaan-nya di pasca-Sarjana UNESA, dan Davo pun harus melepas jabatannya sebagai direksi Hotel Kristal untuk melanjutkan study di Australia, Kristal FC pun diserahkan kepada Alexander Fulbertus, SE.
Alex yang memiliki karisma yang tinggi terbukti pantas untuk menggantikan membawa Kristal FC dengan langsung menjuarai turnamen Futsal SFPD Cup di GOR. Kristal Sapphire mengalahkan Platina 5-2 dan Charles “Lexi” Lapaan keluar sebagai pemain terbaik pada turnamen tersebut. Pemilik, Pelatih, pengurus dan pemain Kristal FC selalu percaya dan bersyukur kepada Tuhan yang dipercaya memberikan kekuatan serta tuntunan pada Kristal FC untuk meraih berbagai gelar. Di tahun yang sama Kristal FC berhasil menjuarai Gantim Cup dengan mengalahkan All Star Lasiana 1-0 di final.
Pada bulan Juni sampai September 2008, Kristal FC dibawah asuhan Jhoni Lumba dan asistennya Michlen PS berlatih untuk mempersiapkan Kristal FC untuk mengikuti turnamen Dji Sam Soe – Pos Kupang Cup 2008. Kristal FC akhirnya menjuarai turnamen paling bergengsi di daratan NTT dengan mengalahkan Britama Kupang selaku juara bertahan dengan skor 2-1. Pemain Terbaik pun jatuh pada Lexi Tetun yang akhirnya dipinang sebagai salah satu staff Kristal Hotel. Pada Desember 2008 Alex Foe, SE membuat sebuah gebrakan dengan mengirimkan ke 6 pemain futsalnya ke Surabaya. Hasilnya tidak mengecewakan dari 74 tim yang berlaga, Kristal FC tercatat sebagai tim 8 besar. Menurut Davo dan Alex, ini adalah sebuah lembaran baru sebuah buku tebal yang jika diijinkan Tuhan, akan diisi dengan berbagai sejarah besar persepakbolaan Indonesia.